Ramadlan PP :: Kumpulan Berita Terbaru Mengenai Prabowo By Ramadlan PP
Bicara politik di dunia nyata kurang enak rasanya, karena kalau di daerah saya pilihannya rata rata sama, jadi dirasa kurang seru. kalau bicara di dunia maya malah sering bikin sebel, soalnya bukan ada mana yang terbaik, tapi saling caci dan berusaha mencari aib lawan politik.
Daripada tidak ada kerjaan dan mau debat juga malas karena memang lagi tidak bergairah ini saya bagikan saja kabar berita mengenai Prabowo yang saya ambil dari 2 situs. silahkan dibaca dan boleh juga dibuat arsip, sekalian saya juga suka menyimpan artikel politik dan dibuat arsip.
Nah, gimana kawan, apakah kabar berita ini cocok buat anda?
kalau memang cocok silahkan dibuat arsip tidak apa apa, dan dibagikan ke google plus, facebook atau lainnya juga tidak apa apa. malah saya sangat berterima kasih karena dengan begitu berarti usaha dan kerja saya ini ada manfaatnya.
Bicara politik di dunia nyata kurang enak rasanya, karena kalau di daerah saya pilihannya rata rata sama, jadi dirasa kurang seru. kalau bicara di dunia maya malah sering bikin sebel, soalnya bukan ada mana yang terbaik, tapi saling caci dan berusaha mencari aib lawan politik.
Daripada tidak ada kerjaan dan mau debat juga malas karena memang lagi tidak bergairah ini saya bagikan saja kabar berita mengenai Prabowo yang saya ambil dari 2 situs. silahkan dibaca dan boleh juga dibuat arsip, sekalian saya juga suka menyimpan artikel politik dan dibuat arsip.
"Prabowo Tak Bilang jika PKS Gagal Uji Kelayakan, Gerindra Boleh Ajukan Wagub"
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid mengatakan, komitmen Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto soal kursi wakil gubernur DKI Jakarta sudah jelas, yakni akan diserahkan kepada PKS. Hidayat yakin komitmen tersebut akan direalisasikan meski Partai Gerindra membuat syarat untuk menggelar fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan terlebih dahulu kepada calon wagub dari PKS. "Tidak ada pernyataan Pak Prabowo mengatakan bahwa kalau gagal fit and proper test, Gerindra boleh masuk (mengajukan wagub). Enggak ada pernyataan Pak Prabowo semacam itu," ujar Hidayat di kompleks Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (12/11/2018). Hidayat mengatakan, PKS bersedia mengikuti syarat fit and proper test tersebut. Dia menghargai DPD Partai Gerindra DKI Jakarta yang menjalankan keputusan Prabowo untuk menyerahkan posisi wagub kepada PKS. Dia pun meminta DPD Partai Gerindra DKI Jakarta benar-benar menjalankan komitmen Prabowo itu.
"Jadi kalau mau mengamankan kebijakan Pak Prabowo, Pak Prabowo sudah menyampaikan kepada pimpinan PKS dan saya sudah konfirmasi ke petinggi Gerindra. Betul Pak Prabowo menyampaikan bahwa wagub DKI pengganti Pak Sandi adalah dari PKS," kata Hidayat. Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik pernah mengatakan, Gerindra masih berpeluang mengusulkan calon wakil gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno. Peluang itu ada ketika kandidat-kandidat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak lulus fit and proper test. "(Peluang Gerindra) ya terbuka dong, masa enggak terbuka. Nanti kalau (calon dari PKS) tidak lulus misalnya ya, kita berembuk lagi," ujar Taufik di kantor DPD Gerindra DKI, Jalan Letjend Suprapto.
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/12/14351261/prabowo-tak-bilang-jika-pks-gagal-uji-kelayakan-gerindra-boleh-ajukan-wagub.
Fadli Zon Yakin Kader Demokrat Tetap Dukung Prabowo-Sandiaga Uno
Wakil Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yakin kader Partai Demokrat tetap mendukung calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Demokrat merupakan salah satu partai pendukung Prabowo-Sandiaga pada Pemilihan Presiden 2019. Fadli menyatakan keyakinannya meski Demokrat membebaskan kadernya untuk menentukan pilihan pasangan capres-cawapres. "Suara arus mainstream tetap mendukung Pak Prabowo-Sandi. Tetapi kami juga bisa memahami ada satu-dua case di bawah yang terkait dengan pimpinan daerah. Saya kira itu urusan internal," ujar Fadli, di Kompleks Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (12/11/2018).
Fadli yakin Partai Demokrat masih berkomitmen untuk memenangkan Prabowo-Sandiaga. Pernyataan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas terkait hal itu dinilainya tidak akan mengganggu kekompakan koalisi. Menurut Fadli, pernyataan Ibas menunjukkan dinamika yang wajar jika ada kader yang mendukung Jokowi-Ma'ruf. "Saya kira enggak ada masalah, enggak akan terganggu karena statement itu. Saya kira maksudnya tetap mendukung, tapi mungkin kita enggak tahu ada satu dua orang atau orang tertentu (yang tidak mendukung), saya kira wajar saja," kata dia. Fadli mengatakan, fenomena selama ini menunjukkan pilihan masyarakat tidak selalu linier dengan apa yang disarankan partai. Banyak juga partai pendukung pemerintah yang sikapnya tidak diikuti oleh konstituennya. "Saya kira kasus-kasus seperti itu hal yang biasa. Akhirnya yang memilih adalah rakyat," kata Fadli. Demokrat bebaskan kadernya Sebelumnya, Ibas mengaku mengetahui ada kader partai yang mendukung pasangan calon (paslon) nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Padahal, Demokrat secara resmi mengusung paslon nomor urut 02 yaitu Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. "Kami sudah sangat mengetahui, survei internal Partai Demokrat menyatakan memang mayoritas memilih Pak Prabowo. tetapi ada juga yang sesuai dengan cultural wilayah setempat itu memilih Pak Jokowi," kata Ibas saat ditemui di sela-sela acara Pembekalan Caleg DPR RI Partai Demokrat, di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (11/11/2018).
Menurut dia, hal itu juga terjadi pada partai lain. Ia menilai, belum tentu seluruh kader mendukung paslon yang diusung secara resmi oleh partai. Ibas mengatakan, Demokrat adalah partai yang demokratis. Pilihan dukungan untuk pilpres menurutnya adalah urusan masing-masing kader sebagai individu. Oleh karena itu, tidak akan ada hukuman yang dijatuhkan pada kader yang memiliki pilihan berbeda soal capres dan cawapres.
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/12/15102331/fadli-zon-yakin-kader-demokrat-tetap-dukung-prabowo-sandiaga-uno.
Respons SBY, Gerindra Tak Pernah Bicara Efek Ekor Jas Prabowo
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon merespons pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait efek ekor jas (coattail effect). Efek pencalonan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dinilai hanya berdampak pada Gerindra di pilpres 2019.
Menurut anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ini, penentu efek ekor jas adalah suara dari masyarakat dan bukan semata atas pencalonan presiden dari partai tertentu. Efek ekor jas bisa dimaknai sebagai pengaruh tokoh yang diusung dalam meningkatkan suara partai di pemilu.
"Masalah coattail effect bukan persoalan yang bisa disalurkan sedemikian rupa, ini adalah langsung dari masyarakat. Kami dari Gerindra tak pernah bicara coattail effect, kita bicara fokus saja," kata Fadli di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (12/11).
Dalam konteks pemilu serentak mendatang, Fadli menjelaskan memang terdapat pilpres yang hanya diikuti dua calon, dan pileg yang diikuti partai politik.
"Dari sisi pileg bisa saja ada satu pandangan, coattail effect yang mungkin saja seperti itu tapi saya yakin konstituen masing-masing partai punya preferensi sendiri," katanya.
Partai yang tergabung dalam Koalisi Adil Makmur pun, kata dia, saat ini fokus memenangkan partai sekaligus pasangan Prabowo-Sandi.
"Sejauh ini Pak Zulhas (Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan) juga jalan dengan Pak Sandi, PKS juga saya pikir, Demokrat juga enggak ada masalah," kata Fadli.
Meski demikian, Fadli tak mempermasalahkan sikap Demokrat yang cenderung fokus untuk memenangkan pileg dibanding pilpres. Karena, bagi Fadli, waktu kampanye juga masih panjang.
"Saya kira santai-santai aja dulu biasa, meskipun kita semua kerja keras tapi saya kira wajar parpol sekarang pada fase awal mendahulukan konsolidasi pileg setelah itu pileg dan pilpres," kata Fadli.
Sebelumnya, SBY mengakui partainya menghadapi tantangan lebih berat di pemilu 2019 mendatang. Salah satu faktornya karena Demokrat tidak memiliki calon presiden. Dia pun membandingan Demokrat dengan partainya Jokowi dan Prabowo.
Kata dia, survei membuktikan bawah partai politik yang memiliki calon presiden, akan meraih suara lebih tinggi.
"Contohnya PDIP dengan Jokowi sebagai capres dan Gerindra dengan Prabowo sebagai capres, suara parpol (partai politik) itu sangat tajam. Sebaliknya parpol yang tidak punya capres, suaranya menurun, dan itu realitasnya," kata SBY di hadapan para caleg Partai Demokrat di ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (10/11).
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181112203934-32-346004/respons-sby-gerindra-tak-pernah-bicara-efek-ekor-jas-prabowo
Nah, gimana kawan, apakah kabar berita ini cocok buat anda?
kalau memang cocok silahkan dibuat arsip tidak apa apa, dan dibagikan ke google plus, facebook atau lainnya juga tidak apa apa. malah saya sangat berterima kasih karena dengan begitu berarti usaha dan kerja saya ini ada manfaatnya.